Salah satu tipuan yang paling besar di atas muka bumi ini adalah pemahaman bawah sadar yang mencintai uang dan kekayaan materi. Oleh karenanya, jika seseorang ingin membeli sesuatu barang, ia akan menawarnya sampai harga yang terendah. Juga, jika seseorang ingin menjual barang, ia akan menjualnya dengan harga yang setinggi mungkin. Contoh lainnya lagi, orang bersedia mengorbankan tenaga dan waktunya lebih banyak lagi untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi.
Meskipun contoh-contoh di atas adalah sangat umum di dalam kehidupan manusia, Tuhan Yesus memperingatkan dua akibat yang membahayakan dan mengancam: keserakahan dan hidup yang tidak mengandalkan Tuhan (Lk 12.15). Demi uang dan materi kita bukan saja dapat melupakan sesama, tetapi bahkan menyakiti dan mengorbankan sahabat dan kerabat dekat sekalipun. Kecintaan kita akan uang, juga secara luar biasa dapat membuat kita melupakan Tuhan yang telah mati buat kita.
Karenanya, Tuhan menasihatkan kita untuk ‘kaya di dalam Tuhan’ (Lk 12.21), yang artinya: 1) Hidup yang mengandalkan Tuhan. Ciri-ciri utama dari hidup yang mengandalkan Tuhan adalah lenyapnya kekuatiran (Lk 12.22-30); 2) Hidup yang berpusatkan pada relasi dengan Tuhan (Lk 12.31-32). Hubungan kita dengan Tuhan tidak bersifat transaksi, tetapi relasi yang penuh kasih; 3) Hidup yang selalu membangun relasi dengan orang lain, yang ditandai dengan pertama-tama sikap yang murah hati (Lk 12.33-34).
No comments:
Post a Comment