Wednesday, 7 December 2011

TIDAK TAKUT KABAR CELAKA (MAZMUR 112.7) #7

Saya bertanya, ‘Dari mana sumber dari hati yang tetap serta kepercayaan yang penuh kepada Tuhan itu berasal?’ Ketika saya mengajukan pertanyaan tersebut, saya sungguh-sungguh tidak tahu jawabannya. Sekarang setidaknya saya menemukan beberapa titik cerah untuk menjawabnya.

Pertama, kepercayaan kita kepada Tuhan adalah semata-mata karena anugerah-Nya – saya pikir tidak ada yang menyangkal kebenaran ini. Bahkan untuk dapat percaya kepada Tuhanpun, nampaknya kita memerlukan anugerah dan kekuatan ilahi. Kita tidak memiliki jasa apapun dalam bisnis 'percaya kepada Tuhan.'

Kedua, hati yang tetap dan kepercayaan yang penuh itu lahir dari hidup yang takut akan Tuhan dan mencintai perintah-Nya (Mazmur 112.1). Mengapa kita tidak bergeser dari iman dan percaya kita kepada Tuhan? Jawaban yang benar dan logis adalah karena kita hidup takut akan Tuhan (tidak sama dengan takut kepada monster) dan mencintai perintah-Nya. 

Dengan kata lain, hidup yang takut akan Tuhan dan menyukai perintah-Nya melahirkan komitmen untuk percaya kepada Tuhan dengan hati yang tidak goyah. Komitmen ini bukan karena keterpaksaan, tetapi lahir karena pengalaman menakjubkan dari sebuah kehidupan yang sepenuhnya berpusatkan kepada Tuhan - yaitu hidup di dalam perlindungan tangan Tuhan yang perkasa.

Jika demikian, Mazmur 112 (secara keseluruhan), khususnya ayat yang ke-tujuh adalah sebuah janji Tuhan bagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan hidup menyukai perintah Tuhan. Janji tersebut berasal dari Tuhan sendiri. Dan Tuhan pula yang menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk tetap setia dan percaya kepada-Nya dan kepada janji-Nya. Tugas kita adalah mengobarkan komitmen diri untuk hidup benar di dalam takut akan Tuhan dan menurut panduan firman-Nya.

Lalu, di mana sengat dari sebuah ‘kabar celaka’? Jawabnya sederhana: Ketika Tuhan dan firman-Nya menjadi pusat dari kehidupan kita, maka takut kepada ‘kabar celaka’ tidak lagi memiliki tempat (nowhere/out of context) dan sengat. Singkatnya, hidup yang takut akan Tuhan (serta mencintai perintah-Nya) dan takut kepada ‘kabar celaka’ adalah incompatible.

No comments:

Post a Comment