Monday 5 December 2011

TIDAK TAKUT KABAR CELAKA (MAZMUR 112.7) #5

Orang yang takut akan Tuhan dan sangat menyukai perintah-perintah Tuhan memiliki hati yang tetap (Mazmur 112.7; NRSV: firm; NIV: steadfast). Firm mengandung pengertian kokoh dan mantap. Steadfast mengandung pengertian stabil dan tidak mudah goyah. Kedua kosa kata bahasa Inggris yang dipakai menunjukkan kualitas orang yang takut akan Tuhan yang kokoh, kuat dan tidak tergoyahkan – demikianlah juga segala firman dan janji-janji-Nya tidak pernah berubah.

Sebenarnya ketika kita sedang takut kepada sesuatu (apapun itu – misalnya ‘takut pada kabar celaka’) yang bukan Tuhan, kita sedang membuat Tuhan cemburu, karena seolah-olah kita kurang percaya kepada keukatan dan kuasa Tuhan. Oleh karenanya pemazmur dengan tepat mengatakan bahwa hanya orang-orang yang hatinya tidak bergeser dari kepercayaannya kepada Tuhan, merekalah yang tidak takut akan ‘kabar celaka.’ 

Jika kuasa Tuhan digambarkan sebagai ujung kiri dari sebuah penggaris yang dimulai dengan angka Nol (0), dan ‘kabar celaka’ diumpamakan ujung kanan dari penggaris tersebut yang menunjukkan angka 30, maka kita dapat menyimpulkan beberapa hal: (1) Semakin kita bergerak ke kanan, semakin kita jauh dari takut akan Tuhan dan semakin kita mudah terintimidasi oleh kabar celaka; (2) Semakin kita ke kiri, kita semakin dekat dengan hidup yang takut akan Tuhan, namun ini tidak cukup, karena yang disyaratkan oleh Mazmur 112.7 adalah (3) hati yang tetap, yaitu posisi yang tidak bergeser dari angka Nol (0) – suatu kepercayaan yang PENUH.

Sekarang, kita perlu bertanya, apa yang kira-kira dapat menyebabkan kita bergerak dari angka Nol menuju ke kanan? Jawabannya banyak sekali, namun empat sebab yang pokok adalah, pertama menjauhi firman-Nya. Firman Tuhan itu seperti tali yang mengikat relasi kita dengan Tuhan. Ketika kita mencintai Tuhan, kita selalu ingin mendengarkan firman-Nya. Ketika kita mulai lalai membaca firman Tuhan, hati-hati: jangan-jangan sudah ada kekasih yang lain! Jika firman Tuhan dilupakan, tali itu merenggang dan bisa lepas – hubungan dengan Tuhan menjadi jauh karena melalaikan firman-Nya. 

Kedua, terjerat oleh dosa. Kalau firman Tuhan itu seperti tali yang mengikat, dosa itu seperti pisau yang memutuskan hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan itu suci dan tidak tahan kepada dosa. Jika kita aktif bersekutu dengan dosa, kita tidak dapat pada saat yang sama aktif bersekutu dengan Tuhan. Dosa menjauhkan kita dari Tuhan.

Ketiga, hati yang sombong dan tidak bergantung pada Tuhan. Ketika kesombongan diberi peluang untuk bertumbuh, maka hasilnya adalah hidup yang mengandalkan otot dan kekuatan sendiri. Dan semua kita tahu bahwa mengandalkan kekuatan kita sendiri tidak sejalan dengan mengandalkan kekuatan Tuhan. Karenanya kesombongan memisahkan kita dari Tuhan. 

Keempat, kekuatiran juga menjauhkan kita dari Tuhan. Kekuatiran adalah salah satu bentuk penyembahan berhala yang dari sejak ‘Jaman Baheula’ hingga hari ini tetap eksis dan ‘punya gigi.’ Ketika kita kuatir, kita meremehkan Tuhan. Ketika kita kuatir, kita tidak percaya kepada Tuhan. Ketika kita kuatir kita sedang hidup di bawah belenggu intimidasi dari pihak yang tidak berasal dari Tuhan.

Jika demikian, bagaimana caranya untuk hidup dengan hati yang tetap melekat kepada Tuhan? Hiduplah di dalam terang firman Tuhan! Bencilah dosa! Jauhi kesombongan! Serahkan segala kekuatiran kepada Tuhan! Dijamin halal: TIDAK AKAN TAKUT KEPADA KABAR CELAKA.

No comments:

Post a Comment