Apakah yang dimaksud dengan ‘penuh kepercayaan kepada Tuhan’? (NIV: Trusting in the Lord; NRSV: Secure in the Lord). ‘Percaya’ adalah contoh kata kerja yang nampak aktif, namun juga pasif. Kata ‘percaya’ bermakna sebuah keputusan untuk mempercayakan diri kepada sesuatu atau seseorang. Subyek yang lebih aktif dan lebih kuat adalah pihak yang dipercayai, bukan pihak yang percaya. Terjemahan NRSV memperlihatkan nuansa pasif yang kuat dari sebuah tindakan ‘mempercayakan diri’ (secure in the Lord).
Di dalam Mazmur 112.7, pihak yang percaya mengambil sebuah keputusan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan. Selebihnya Tuhan yang akan melindungi hidup orang tersebut. Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tidak dapat tersentuh bencana dan malapetaka? Mazmur 112 tidak menjanjikan hal tersebut. Mazmur 112 berjanji bahwa orang yang percaya penuh kepada Tuhan seharusnya tidak akan memiliki rasa takut terhadap kabar celaka.
Saya tidak mengatakan bahwa seseorang yang percaya kepada Tuhan lantas tidak perlu berbuat apa-apa. Saya inginmengatakan bahwa seseorang yang percaya kepada Tuhan hidup mengandalkan Tuhan, dan menemukan keamanan di dalam perlindungan serta kekuatan Tuhan. Perlindungan dan keamanan tidak bergantung kepada kepandaian, otot, kekuatan senjata dan banyaknya harta yang kita miliki. Bagi orang percaya, hanya Tuhanlah tempat perlindungan yang sejati, dimana kita sungguh-sungguh aman – lebih dari sekedar merasa aman.
Mengapa kita perlu mempercayakan diri kepada Tuhan dan hidup mengandalkan kekuatan serta kasih karunia-Nya? Pertama, kita adalah makhluk yang lemah dan terbatas – dan Tuhan adalah Allah yang kuat dan perkasa. Mengandalkan kekuatan dan kepandaian diri sendiri menjerumuskan kita di dalam berbagai kecelakaan. Otak mungkin penuh, tetapi hikmat datang dari Tuhan. Mata dan telinga ada, namun kemampuan untuk melihat dan mendengar dengan tajam berasal dari Tuhan saja (Roma 11.8; cf. Ulangan 29.4).
Beberapa waktu yang lalu, bersama seorang teman, saya menikmati sebuah permainan musik yang sangat bagus mutunya. Kata teman saya (yang juga pemain musik), ‘Itu gitar yang dipakai harganya tiga ribu dollar lho!’ Saya mengatakan kepadanya, meskipun saya ini bukan orang kaya, sepertinya saya bisa beli gitar yang harganya tiga ribu dollar – yang lima ribu dollar juga bisa. Tapi meskipun saya bisa memiliki gitar itu, saya tidak bisa memainkannya. Meskipun semua harta saya jual, saya tetap tidak bisa memainkan gitar tersebut dengan baik. Kisah ini dengan sederhana mengatakan bahwa ada bagian-bagian di dalam kehidupan yang tidak terbeli oleh kekayaan dan kekuatan kita sendiri.
Kedua, sebaik-baiknya kita membuat rencana, semua yang telah disiapkan dengan baik dan rapi dapat berubah menjadi bencana dan celaka (Roma 11.9; cf. Mazmur 69.23). Kita perlu melibatkan Tuhan dan menaruh kepercayaan kita secara penuh kepada-Nya. Bukankah rencana Tuhan berbeda dengan rencana manusia? – katanya sejauh bumi dari langit.
Apakah kapal Titanic yang tersohor itu kapal kualitas murahan? Tidak! Kapal tersebut dibangun dengan teknologi yang paling canggih untuk jaman itu: sangat kokoh dan kuat. Tapi apa boleh buat: kekuatan kapal buatan manusia itu dirobek oleh gunung es mengapung yang made in God.
Ketiga, kekuatan manusia satu saat akan melemah dan habis (Roma 11.10; cf. Mazmur 69.24). Mata yang terang satu saat mengantuk. Otot yang kuat suatu hari menjadi lemah. Telinga yang tajam, pada saatnya menjadi kurang mendengar. Mempercayakan diri kepada Tuhan yang perkasa dan tidak pernah lelah adalah menjaminkan diri kepada Tuhan yang kekuatannya tidak pernah habis. Meskipun kekuatan manusia alamiahnya berkurang, di dalam percaya kepada Tuhan ada keamanan yang sejati.
Waktu masih kanak-kanak, orangtua menggandeng kita menyeberang jalan. Waktu dewasa, kita mampu menyeberang jalan sendiri. Dan pada saat lanjut usia, anak-anak menggandeng kita menyeberang jalan yang sama. Hidup manusia mengalami siklus: dari lemah menjadi kuat, dan kembali lemah – namun kekuatan Tuhan perkasa selamanya.
Kembali kepada Mazmur 112.7, percaya penuh kepada Tuhan menjadikan Tuhan sebagai sumber keamanan dan perlindungan – Ia yang perkasa yang akan melindungi dan menyelamatkan kita. ‘Kabar celaka’ boleh datang silih berganti, namun keamanan dan perlindungan ada di dalam tangan Tuhan yang penuh kasih dan yang lebih kuat dari segala jenis kabar celaka. Maukah kita mulai saat ini mempercayakan hidup kita di dalam naungan tangan Tuhan yang kuat dan perkasa?
No comments:
Post a Comment