Friday 21 October 2011

GENERASI BARU YANG PERKASA DI BUMI (MAZMUR 112.1-3)

Mazmur 112 berbicara mengenai (1) orang-orang yang takut akan Tuhan dan yang kesukaannya adalah perintah Tuhan, dan (2) keturunan mereka yang perkasa di muka bumi. Mazmur 112 tidak berbicara mengenai pendeta, penginjil, pemimpin agama dan rohaniwan semata, tetapi orang yang takut akan Tuhan dan mencintai perintah-Nya.

Pertama, Mazmur 112.1-3 menyatakan bahwa kita turut di dalam menentukan nasib keturunan kita. Tentu orangtua yang takut akan Tuhan dan mencintai perintah Tuhan tidak secara magical melahirkan keturunan yang perkasa di muka bumi. Namun, mereka yang takut akan Tuhan dan mencintai perintah Tuhan bekerja keras membimbing, mendidik dan memimpin anak-anaknya di dalam firman Tuhan. Itulah investasi terbesar yang dapat diberikan orangtua kepada anaknya. 

Kedua, Mazmur 112.1-3 memperlihatkan bahwa pengaruh orang yang takut akan Tuhan dan mencintai firman-Nya bukan terbatas pada keturunannya saja, tetapi juga satu generasi dimana keturunannya hidup. Kata ‘perkasa’ dalam ayat ke-2 berarti ‘berhasil,’ ‘berdampak,’ dan ‘berpengaruh,’ sehingga seluruh generasi diberkati oleh Tuhan. Pemazmur tidak mengatakan bahwa satu generasi akan diselamatkan, tetapi satu generasi merasakan kemuliaan Tuhan melalui keturunan yang perkasa tadi.

Ketiga, Mazmur 112.1-3 memperlihatkan bahwa kita tidak dapat mengubah generasi pendahulu kita, namun kita dapat mengubah generasi penerus kita. Tidak ada gunanya menyesali nasib generasi kita, sebaliknya kita perlu melahirkan dan membina generasi ilahi di masa depan. Ingatlah bahwa kehancuran suatu generasi menurut Mazmur 112 disebabkan oleh kesalahan generasi sebelumnya. Kita yang sudah berumur, mungkin tidak lagi mampu melakukan banyak hal. Tapi anak-anak muda memiliki tenaga dan kesempatan yang sedemikian hebatnya untuk mengubah dunia ini – tentu dengan bimbingan dan dukungan kita. 

Di dalam sebuah penelitian beberapa tahun yang lalu, dihasilkanlah penemuan yang menakjubkan: sebagian besar orang Kristen, bertobat ketika mereka berusia di antara 4-14 Tahun (80%). Data-data di atas menunjukkan betapa berharganya pelayanan kepada generasi penerus kita. Setiap kali saya melihat anak-anak saya dan orang-orang dari generasi yang lebih muda, saya selalu diingatkan bahwa ‘I am not what I wear; I am not what I say, I am not what I do, I am not what I accomplished –but  I am my legacy.’

No comments:

Post a Comment