Mazmur 112 berbicara mengenai (1)
orang-orang yang takut akan Tuhan dan yang kesukaannya adalah perintah Tuhan,
dan (2) keturunan mereka yang perkasa di muka bumi. Mazmur 112 tidak berbicara
mengenai pendeta, penginjil, pemimpin agama dan rohaniwan semata, tetapi orang
yang takut akan Tuhan dan mencintai perintah-Nya.
Pertama, Mazmur 112.1-3 menyatakan bahwa kita turut di dalam
menentukan nasib keturunan kita. Tentu orangtua yang takut akan Tuhan dan mencintai
perintah Tuhan tidak secara magical
melahirkan keturunan yang perkasa di muka bumi. Namun, mereka yang takut akan
Tuhan dan mencintai perintah Tuhan bekerja keras membimbing, mendidik dan
memimpin anak-anaknya di dalam firman Tuhan. Itulah investasi terbesar yang
dapat diberikan orangtua kepada anaknya.
Kedua, Mazmur 112.1-3 memperlihatkan bahwa pengaruh orang yang
takut akan Tuhan dan mencintai firman-Nya bukan terbatas pada keturunannya
saja, tetapi juga satu generasi dimana keturunannya hidup. Kata ‘perkasa’ dalam
ayat ke-2 berarti ‘berhasil,’ ‘berdampak,’ dan ‘berpengaruh,’ sehingga seluruh
generasi diberkati oleh Tuhan. Pemazmur tidak mengatakan bahwa satu generasi
akan diselamatkan, tetapi satu generasi merasakan kemuliaan Tuhan melalui keturunan
yang perkasa tadi.
Ketiga, Mazmur 112.1-3 memperlihatkan bahwa kita tidak dapat
mengubah generasi pendahulu kita, namun kita dapat mengubah generasi penerus kita.
Tidak ada gunanya menyesali nasib generasi kita, sebaliknya kita perlu
melahirkan dan membina generasi ilahi di masa depan. Ingatlah bahwa kehancuran
suatu generasi menurut Mazmur 112 disebabkan oleh kesalahan generasi
sebelumnya. Kita yang sudah berumur, mungkin tidak lagi mampu melakukan banyak
hal. Tapi anak-anak muda memiliki tenaga dan kesempatan yang sedemikian hebatnya
untuk mengubah dunia ini – tentu dengan bimbingan dan dukungan kita.
Di dalam sebuah penelitian
beberapa tahun yang lalu, dihasilkanlah penemuan yang menakjubkan: sebagian
besar orang Kristen, bertobat ketika mereka berusia di antara 4-14 Tahun (80%).
Data-data di atas menunjukkan betapa berharganya pelayanan kepada generasi
penerus kita. Setiap kali saya melihat anak-anak saya dan orang-orang dari
generasi yang lebih muda, saya selalu diingatkan bahwa ‘I am not what I wear; I am not what I say, I am not what I do, I am not
what I accomplished –but I am my legacy.’
No comments:
Post a Comment