Friday, 29 June 2012

JESUS: THE GOOD SHEPHERD (JOHN 10.1-21)

Gambaran mengenai seorang gembala sering dilekatkan kepada Tuhan, bukan hanya di dalam Perjanjian Baru, tetapi juga sepanjang Perjanjian Lama. Di dalam Yohanes 10.1-5, Tuhan Yesus menceritakan sebuah perumpamaan mengenai seorang gembala dan domba-dombanya. Gembala itu adalah Tuhan Yesus (ay. 11, 14). Domba-domba itu adalah umat percaya yang dikasihi-Nya (ay 7-18). Tuhan Yesus juga menggambarkan dirinya sebagai pintu (ay. 7-11) menuju ke tempat di mana domba-domba merasakan keamanan, keselamatan dan kenyamanan. Dengan kata lain, Tuhan Yesus adalah jalan satu-satunya bagi manusia untuk mengalami keselamatan dan hidup yang kekal. Namun demikian bacaan kita hari ini menyatakan kebenaran yang lebih dalam lagi: Tuhan Yesus bukan hanya menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang percaya kepada-Nya, Ia juga memelihara dan melindungi mereka dari tangan si jahat.

Gembala yang baik berbeda dari seorang pencuri atau perampok. Pencuri dan perampok masuk ke dalam kandang tidak melalui pintu, karena pintu itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Pencuri dan perampok masuk dengan maksud mengambil domba-domba untuk membunuh dan membinasakan mereka. Gembala yang baik sebaliknya ada di sana untuk memberikan kehidupan bagi domba-domba-Nya. Bukan kehidupan yang biasa-biasa saja, tetapi kehidupan yang penuh dengan limpah (ay. 10).

Gembala yang baik juga berbeda dengan seorang gembala upahan (ay. 11-13). Gembala yang baik melakukan segala sesuatu dan membayar harga untuk keselamatan domba-domba-Nya. Gembala upahan sebaliknya melarikan diri dan menyelamatkan diri sendiri ketika ancaman datang. Kasih yang diberikan oleh seorang gembala yang baik tidak terbatas dan tidak bersyarat: Ia bahkan memberikan nyawanya sendiri demi keselamatan domba-domba-Nya (ay.11).

Gembala yang baik mengenal dan dikenali oleh domba-domba-Nya (ay. 8; 14-16). Relasi antara Gembala yang baik dan domba-domba-Nya itu hidup. Domba-domba mendengarkan dan taat kepada Gembala yang baik itu. Relasi sehat seperti ini sebenarnya adalah penanda mana domba-domba yang sungguh-sungguh menjadi milik sang Gembala yang baik, dan mana domba-domba palsu yang datang hanya untuk mengenyangkan perutnya saja. Domba asli dan domba palsu tidak dibedakan berdasarkan asal-usulnya. Tuhan menerima siapa saja yang datang dan percaya kepada-Nya (ay. 16). Domba asli dan domba palsu dibedakan berdasarkan ketaatan kepada suara Tuhan, sang Gembala yang baik.

No comments:

Post a Comment