Thursday, 21 June 2012

JESUS: THE TRUE VINE (JOHN 15.1-8)

Ranting yang telah mati atau terlepas dari pohonnya tidak lagi menghasilkan buah. Sebaliknya ranting yang masih melekat pada pohon induknya masih mungkin untuk berbuah. Jika pohon induknya sehat dan subur, maka ranting-rantingnya dapat berbuah lebat. Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah bak pokok anggur yang benar (ay. 1). Tuhan Yesus adalah bagaikan pohon induk – namun bukan sembarang pohon induk, Ia adalah yang benar. Manusia adalah ranting-ranting. Ada ranting-ranting yang berbuah dan ada ranting-ranting yang tidak berbuah. Ranting-ranting yang tidak berbuah dipotongnya. Mengapa demikian? Memelihara ranting yang tidak berbuah adalah pemborosan. Sedangkan ranting-ranting yang berbuah dibersihkan supaya semakin lebat berbuah (ay. 2).

Kunci dari berbuah lebat di dalam perumpamaan ini adalah terhubung dengan pohon induk yang benar tadi. Penghubungnya adalah firman Tuhan (ay. 3, 7). Jika demikian kunci hidup yang berbuah lebat adalah persekutuan di dalam firman Tuhan. Nah, apakah yang dimaksud dengan buah yang lebat tadi? Buah-buah yang dihasilkan, tentunya adalah kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan dan di dalam ketaatan kepada-Nya. Jika ada orang yang banyak membaca firman Tuhan, namun tidak taat kepada-Nya, maka ia akan bernasib seperti ranting yang tidak menghasilkan buah. Dengan kata lain, ia akan dipotong dan dicampakkan ke dalam api (ay. 6). Kunci kehidupan orang percaya yang sejati tidak terletak pada berapa banyak ia bersekutu dengan firman Tuhan saja, tetapi berapa banyak hidupnya mencerminkan nilai-nilai firman Tuhan itu sendiri. Sebaliknya, kebajikan semata, tanpa persekutuan di dalam firman Tuhan berarti kehidupan yang sama sekali tidak terhubung dengan pokok anggur yang benar tadi.

Firman Tuhan perlu tinggal di dalam kita dan kita perlu tinggal di dalam Tuhan (ay. 7-8). Renungkan hal ini: (1) Adakah kita menyediakan tempat bagi firman Tuhan untuk hidup di dalam kita? Adakah waktu membaca, merenungkan dan mempraktekkan firman Tuhan di dalam keseharian kita? Adakah tekad untuk taat sepenuhnya kepada apa yang kit abaca di dalam firman Tuhan? (2) Adakah kita lebih senang tinggal di dalam Tuhan atau di tempat lain? Tempat-tempat apakah yang paling menarik untuk dikunjungi? Adakah tempat-tempat tersebut lebih indah dibandingkan hidup di dalam hadirat Tuhan?

Perhatikanlah dengan seksama: (1) Jawaban doa yang paling ampuh bukan diberikan kepada seseorang yang banyak berkotbah, aktif pelayanan dan suka berbuat baik. Jawaban doa diberikan langsung dan manjur kepada mereka yang taat kepada firman Tuhan; (2) Cara yang paling ampuh untuk memuliakan Tuhan bukanlah dengan aktif melayani, menjadi pendeta, menyanyi atau membagi-bagikan harta, sebaliknya Tuhan sendiri berkata bahwa Nama-Nya dimuliakan ketika kita hidup berbuah sesuai dengan firman Tuhan. Dan itulah tanda utama murid-murid Tuhan yang sejati.

No comments:

Post a Comment