Jika roti
gandum berbicara mengenai makanan jasmani, dan Roti Hidup berbicara mengenai
makanan rohani (keselamatan), maka Terang Dunia berbicara mengenai tuntunan
hidup. Tuhan Yesus mengatakan: ‘Aku adalah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup’ (Yoh 8.12).
Pertanyaan
yang harus kita jawab adalah makna dari ‘berjalan dalam kegelapan.’ Kegelapan pertama-tama adalah gambaran dari kesesatan
dan kejahatan. Berjalan di dalam kegelapan, karenanya setara dengan hidup di
dalam kejahatan. Berjalan di dalam kegelapan berarti hidup tanpa moralitas dan
jauh dari kesucian hidup (1 Sam 2.9; Ef 5.11; 1 Yoh 1.6; 1 Tes 5.5; Rom 13.12).
Kedua, ‘berjalan dalam kegelapan’
juga berarti berjalan menuju kebinasaan. Berjalan di dalam kegelapan berarti
hidup tanpa pengharapan yang pasti akan keselamatan jiwani dan rohani (Maz
107.14; Ko 1.13; Yoh 12.46). Jika di dalam kegelapan tidak ada pengharapan,
maka di dalam terang, pengharapan itu nyata dan pasti. Betapa malangnya hidup yang tidak disertai oleh pengharapan akan masa depan yang lebih baik.
Terakhir, ‘berjalan di dalam
kegelapan’ juga berarti berjalan tanpa tuntunan dan arah yang jelas. Jika
demikian orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan hidup jauh dari kehendak
Tuhan dan hikmat ilahi (Dan 2.22). Ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya
adalah Terang Dunia, sesungguhnya Ia mengatakan bahwa barangsiapa mengikut
Yesus akan (1) hidup seperti Yesus; (2) memiliki pengharapan yang pasti akan
keselamatan; dan (3) dikaruniai hikmat untuk memahami kehendak Tuhan di dalam
hidupnya.
Di dalam
Matius 5.14, Tuhan Yesus secara menarik mengatakan bahwa umat percaya adalah
juga terang dunia. Orang-orang yang percaya dan mengikuti Terang Dunia diutus
menjadi terang dunia. Tentu saja orang percaya tidak dapat menyediakan
keselamatan, namun demikian orang percaya dapat menyaksikan dan memberitakan
injil keselamatan. Manusia memang bukan tolak ukur kesempurnaan moralitas,
namun mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus dapat menjadi saksi betapa
murninya nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Kehendak
manusia juga tidak mutlak seperti kehendak Tuhan, namun umat percaya yang hidup
di dalam kehendak-Nya dapat menjadi pemimpin bagi umat yang lebih luas untuk
hidup menuju arah yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Seperti yang
dikatakan Tuhan melalui Nabi Yeremia dan Rasul Paulus, rencana Tuhan itu selalu
indah dan baik (Yer 29.11; Rom 8.28). Karenanya, jika kita hidup mengikut
Terang Hidup, kita akan hidup di dalam rencana-Nya yang indah.
Terhadap
pernyataan ini (Yesus adalah Terang Dunia), orang-orang Farisi membantah dan
menolaknya. Itu sebabnya, meskipun hidup mereka dipenuhi oleh symbol-simbol
keagamaan, sesungguhnya mereka hidup di dalam kegelapan. Mereka tidak percaya
dan mengikuti Terang Dunia, sebaliknya mereka menyalibkan Dia. Kiranya ‘roh’
Farisi tidak hinggap di dalam hidup kita. Menyerahlah kepada Sang Terang Dunia,
maka hidup kita akan dipenuhi dengan kesucian, kepastian, pengharapan dan
tuntunan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya yang indah.
No comments:
Post a Comment