Mungkinkah dunia ini berjalan tanpa dosa? Jawabnya: ‘Tidak mungkin!’ Tetapi celakalah orang yang melakukan perbuatan dosa! Demikianlah kira-kira kata-kata Tuhan Yesus di dalam Lukas 17.1-2. Dosa memang seolah-olah tidak dapat lepas dari kehidupan manusia di dunia ini, namun demikian sikap Tuhan Yesus terhadap pendosa dan penyesat adalah jelas: mereka harus dihukum. Dan ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai hukuman, Ia menyampaikannya dengan keras dan serius: si penyesat atau pembuat dosa harus dilenyapkan dari muka bumi (ay. 1-2). Dengan kata lain, Tuhan Yesus melihat betapa bahayanya membiarkan seseorang yang di dalam hidupnya menyesatkan dan membuat banyak orang berbuat dosa.
Namun demikian, Tuhan Yesus bukanlah sosok yang ‘gila’ menghukum orang lain. Ia menasihatkan kita untuk menegur orang yang berbuat dosa dan menyesatkan orang lain. Dengan kata lain, sebelum vonis dan hukuman dijatuhkan, teguran harus diberikan terlebih dahulu (ay. 3-4). Orang Kristen dipanggil untuk berani berkonfrontasi dengan dosa, dan tidak membiarkannya tumbuh begitu saja di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat. Dosa sekecil apapun yang didiamkan akan menghanguskan dan menghancurkan seluruh bangunan yang kuat dan besar sekalipun.
Dan jika orang yang ditegur itu bertobat, maka kita bertanggung jawab untuk memberikan pengampunan yang tidak terbatas kepadanya. Bahkan jika ia kembali berbuat dosa dan kembali bertobat sampai tujuh kali dalam hari yang sama, kita bertanggung jawab untuk melepaskan pengampunan bagi orang tersebut. Oh..... Betapa beratnya hidup orang Kristen! Tidak boleh berbuat dosa sudah berat. Menegur orang yang berbuat dosa lebih berat lagi. Nah sekarang mengampuni dengan tanpa batas orang yang bertobat karena dosa-dosanya rasanya sudah di luar batas kemampuan kita.
Murid-murid Tuhan Yesus berkata, ‘Tuhan, kami tidak mampu! Tambahkan iman kepada kami!’ Tapi jawaban Tuhan atas permintaan ini aneh. Ia tidak serta merta menambahkan iman kepada murid-murid-Nya. Sebaliknya Tuhan Yesus mengatakan bahwa iman mereka sebenarnya sudah cukup (ay. 5-6). Yang diperlukan oleh murid-murid Tuhan Yesus (dan kita sebagai orang Kristen) bukanlah iman yang ajaib dan instant, tetapi tekad dan kemauan untuk berhenti berbuat dosa, berani menegur orang yang berdosa dan rela untuk melepaskan pengampunan tanpa batas kepada orang yang bertobat.
Kata-kata ini mungkin sangat tepat di dalam menutup renungan kali ini: 'Many of us believe forgiveness has a price, but not forgiving cost us much more' (anon - modified).
No comments:
Post a Comment