Saturday, 10 March 2012

‘..... KARENA KERAJAAN ALLAH’ (LUKAS 18.28-34)

Di dalam kehidupan Kristen dikenal dan dijanjikan dua jenis berkat. Berkat yang pertama adalah nikmat hidup di dunia ini. Sedangkan berkat yang kedua adalah nikmat hidup di surga kekal (Luk 18.29-30). Berkat-berkat ini dijanjikan bagi orang-orang yang karena Kerajaan Allah, rela meninggalkan rumahnya dan keluarganya (istri, saudara, orangtua dan anak-anak). Apakah maksudnya? Apakah Tuhan Yesus tidak menghendaki keluarga Kristen yang utuh dan bahagia?

Pertama-tama, kita perlu memahami apa arti ‘Kerajaan Allah’? Kerajaan Allah adalah situasi dimana Tuhan ditinggikan sebagai raja. Ia yang berkuasa, berdaulat dan memerintah kehidupan kita sepenuhnya. Tuhan menjadi yang utama dan menjadi sumber dari segala sesuatunya. Tuhan Yesus sendiri memberikan dirinya sebagai contoh dari hamba yang taat menderita dan mati karena kehendak Bapa di Surga (Luk 18.31-34). Tuhan Yesus adalah contoh dari sosok yang rela meninggalkan segala kenyamanan hidup karena Kerajaan Allah.

Rumah sekilas melambangkan harta milik/property, namun rumah sesungguhnya adalah gambaran mengenai tempat tinggal yang aman (safe shelter/comfort zone) dan tempat asal usul (place of origin). Kerelaan meninggalkan rumah adalah kerelaan untuk meninggalkan bukan saja harta kekayaan/property, tetapi juga kerelaan untuk meninggalkan rasa aman, rasa nyaman dan masa lalu.

Anggota keluarga adalah pada umumnya orang-orang yang paling mengasihi kita dan yang paling kita kasihi. Ketika kita di dalam kesedihan, kita mencari anggota keluarga untuk menghibur. Ketika kita dalam keadaan bingung, kita mencari anggota keluarga untuk memberi nasihat. Ketika kita lemah, kita mencari anggota keluarga untuk menguatkan. Kerelaan untuk meninggalkan keluarga jika demikian dapat diartikan sebagai kerelaan untuk meninggalkan sumber penghiburan, hikmat, kekuatan dan sumber-sumber lainnya yang biasanya kita temui di dalam diri orang-orang yang dekat dengan kita.

Perikop ini tidak mendorong kita untuk meninggalkan rumah dan menjadi tuna wisma (homeless). Perikop ini juga tidak mendorong kita untuk memecah belah cinta kasih di dalam keluarga. Perikop ini menjamin dan meyakinkan kita, bahwa di dalam mengutamakan Tuhan lebih dari segala hal yang paling berharga di dalam hidup ini, kita tidak perlu kuatir. Tuhan sumber dari segala berkat menjanjikan kasih karunia-Nya bagi kehidupan kita di dunia ini dan di surga kelak.

No comments:

Post a Comment