Surat Yudas
menggambarkan iman Kristen sebagai suatu perjuangan (ay. 3). Memandang iman
Kristen sebagai status belaka karenanya adalah tidak lengkap. Adalah benar
bahwa iman Kristen adalah kasih karunia Tuhan semata, namun demikian umat
percaya dinasihatkan untuk berjuang mempertahankan iman yang telah
dipercayainya. Mengapa demikian?
Yudas
mengamati adanya orang-orang yang menyusup ke dalam jemaat (ay. 4). Kata
‘menyusup’ berarti secara diam-diam, tersamar dan disertai dengan maksud yang
buruk. Berbeda dengan orang fasik pada umumnya, mereka yang menyusup ini
seperti serigala berbulu domba. Jemaat mengalami kesulitan di dalam
mengenalinya. Orang-orang yang menyusup tadi nampaknya bergaul erat dengan
jemaat. Mereka turut beribadah dan aktif di dalam pertemuan-pertemuan jemaat.
Bahkan nampaknya mereka juga memiliki pengaruh melalui pengajaran-pengajaran
yang menyesatkan.
Namun,
sesungguhnya mereka adalah orang fasik (=jahat). Yudas mengatakan bahwa mereka
telah sejak lama ditentukan untuk dihukum. Pernyataan ini secara sederhana
digunakan untuk meyakinkan pembaca surat Yudas, bahwa penyusup-penyusup
tersebut adalah benar-benar jahat – meskipun mereka nampak baik. Kejahatan
mereka dimanifestasikan pertama-tama
di dalam tindakan yang melawan Tuhan. Mereka memanjakan diri mereka dengan
perbuatan dosa dan menjual murah kasih karunia Tuhan. Dalam benak mereka,
perbuatan dosa tidak perlu dihindari, karena kasih karunia Tuhan selalu
tersedia. Kedua, mereka memliki
pemahaman yang salah mengenai Yesus Kristus (kristologi). Mereka menolak Yesus
sebagai satu-satunya Tuhan dan penguasa di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Yudas
menyingkapkan bahwa pemahaman iman yang salah menghasilkan hidup yang salah –
keduanya saling berhubungan. Gejala ini menjadi tambah berbahaya, ketika mereka
dengan sengaja menyamar masuk ke dalam gereja dan bergaul dengan jemaat. Di
dalam konteks yang seperti inilah, jemaat dinasihati untuk memperjuangkan iman
mereka, yaitu: (1) mempertahankan pengajaran yang benar; (2) mempertahankan
hidup yang kudus. Pengajaran yang benar dibina melalui kesetiaan beribadah dan
bergaul erat dengan firman Tuhan. Komitmen hidup kudus dibina melalui ketaatan
kepada firman Tuhan dan kerelaan untuk menerima teguran dari saudara/saudari
seiman.
No comments:
Post a Comment