Friday 7 September 2012

MEMPERTAHANKAN IMAN (YUDAS 1.3-4)



Surat Yudas menggambarkan iman Kristen sebagai suatu perjuangan (ay. 3). Memandang iman Kristen sebagai status belaka karenanya adalah tidak lengkap. Adalah benar bahwa iman Kristen adalah kasih karunia Tuhan semata, namun demikian umat percaya dinasihatkan untuk berjuang mempertahankan iman yang telah dipercayainya. Mengapa demikian?

Yudas mengamati adanya orang-orang yang menyusup ke dalam jemaat (ay. 4). Kata ‘menyusup’ berarti secara diam-diam, tersamar dan disertai dengan maksud yang buruk. Berbeda dengan orang fasik pada umumnya, mereka yang menyusup ini seperti serigala berbulu domba. Jemaat mengalami kesulitan di dalam mengenalinya. Orang-orang yang menyusup tadi nampaknya bergaul erat dengan jemaat. Mereka turut beribadah dan aktif di dalam pertemuan-pertemuan jemaat. Bahkan nampaknya mereka juga memiliki pengaruh melalui pengajaran-pengajaran yang menyesatkan.

Namun, sesungguhnya mereka adalah orang fasik (=jahat). Yudas mengatakan bahwa mereka telah sejak lama ditentukan untuk dihukum. Pernyataan ini secara sederhana digunakan untuk meyakinkan pembaca surat Yudas, bahwa penyusup-penyusup tersebut adalah benar-benar jahat – meskipun mereka nampak baik. Kejahatan mereka dimanifestasikan pertama-tama di dalam tindakan yang melawan Tuhan. Mereka memanjakan diri mereka dengan perbuatan dosa dan menjual murah kasih karunia Tuhan. Dalam benak mereka, perbuatan dosa tidak perlu dihindari, karena kasih karunia Tuhan selalu tersedia. Kedua, mereka memliki pemahaman yang salah mengenai Yesus Kristus (kristologi). Mereka menolak Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan penguasa di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Yudas menyingkapkan bahwa pemahaman iman yang salah menghasilkan hidup yang salah – keduanya saling berhubungan. Gejala ini menjadi tambah berbahaya, ketika mereka dengan sengaja menyamar masuk ke dalam gereja dan bergaul dengan jemaat. Di dalam konteks yang seperti inilah, jemaat dinasihati untuk memperjuangkan iman mereka, yaitu: (1) mempertahankan pengajaran yang benar; (2) mempertahankan hidup yang kudus. Pengajaran yang benar dibina melalui kesetiaan beribadah dan bergaul erat dengan firman Tuhan. Komitmen hidup kudus dibina melalui ketaatan kepada firman Tuhan dan kerelaan untuk menerima teguran dari saudara/saudari seiman.

No comments:

Post a Comment