Tuesday 10 April 2012

BUTA MATA – BUTA HATI (LUKAS 18.35-43)

Ada seorang buta yang miskin di kota Yerikho. Ia tidak dapat bekerja selain duduk di pinggir jalan dan mengemis (ay. 35). Sebagian besar orang yang melewatinya, melemparkan receh sekedarnya, seperti yang sering kita lakukan kepada pengemis pada jaman ini. Kita berpikir bahwa pergumulan utama seorang pengemis adalah untuk memperoleh uang guna mengisi perut yang kosong.

Suatu hari, Yesus lewat di sekitar orang buta itu. Gemuruh langkah kaki membuat si buta bertanya-tanya, ‘Apa itu?’ (ay. 36). Salah seorang menjawab, ‘Yesus, orang Nazaret lewat’ (ay. 37). Serta merta si buta berteriak, ‘Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!’ Nazaret adalah kota dimana Yesus melewatkan masa kanak-kanak. Itu sebabnya orang mengenal Yesus sebagai orang Nazaret. ‘Anak Daud’ memiliki arti yang berbeda. ‘Anak Daud’ berarti keturunan Daud. Di dalam Injil, ‘Anak Daud’ berarti Mesias, karena Tuhan menjanjikan Mesias melalui Daud (2 Samuel 7.13-16). Kenyataan ini adalah ajaib: Bagaimana mungkin ribuan orang yang melek matanya hanya sanggup mengenali Yesus sebagai manusia yang berasal dari Nazaret – sedangkan si buta bisa mengenali Yesus sebagai Mesias (Tuhan)? Meskipun matanya buta, hatinya melek? Sebaliknya orang banyak yang mengikuti Yesus matanya melek, tetapi hatinya buta? Orang buta ini bahkan berseru kepada Yesus dengan rasa percaya diri yang tinggi (ay. 38-39).

Berbeda dengan kebanyakan orang yang melemparkan receh kepada si buta, Yesus bertanya, ‘Apa yang kaukehendaki supaya aku perbuat bagimu?’ Si buta tidak minta receh, tidak minta unlimited credit card, juga tidak minta makanan yang mengenyangkan, ia hanya ingin melihat (ay. 41). Mata Yesus, namun demikian jauh lebih tajam. Yesus tahu yang dibutuhkan si buta bukan sekedar uang dan makanan. Yesus tahu yang dibutuhkan si buta bukan sekedar mata yang melek. Yesus tahu yang dibutuhkan si buta adalah anugerah keselamatan. Melihat iman si buta mata ini – tetapi melek hati – Yesus meyakinkan bahwa iapun diselamatkan karena imannya.

No comments:

Post a Comment