Tidak banyak
orang mengenal jemaat Makedonia. Alkitab tidak mencatat bahwa Petrus atau
Paulus pernah menuliskan surat kepada jemaat Makedonia. Korintus, sebaliknya
adalah wilayah yang sangat terkenal. Korintus adalah pusat lalu lintas
perdagangan Asia-Eropa. Kota ini sangat kaya, semarak dan metropolis. Orang
dari berbagai kepercayaan dan suku bangsa hidup di Korintus. Ahli-ahli filsafat
Yunani mencari uang juga di Korintus. Singkatnya Korintus adalah salah satu
kota teramai pada waktu itu. Jemaat Makedonia adalah jemaat yang miskin dan
berkekurangan, namun mereka terkenal karena kemurahannya (2 Kor 8.2). 2
Korintus 8-9 dituliskan untuk menegur jemaat Korintus yang kaya akan segalanya
(1 Kor 1. 4-9; 2 Kor 8.7) untuk belajar memberi seperti yang diteladankan oleh
jemaat Makedonia yang berkekurangan (2 Kor 8.2).
Pertama, memberi yang benar adalah
disertai dengan sukacita (ay. 2). Orang miskin bisa memberi dengan benar. Orang
sakit dapat menjadi murah hati. Orang yang menderita dapat memberi dengan
limpah. Kemiskinan, penyakit dan penderitaan bukan penghalang untuk memberi
dengan sukacita. Yang menjadi penghalang adalah sikap yang mementingkan diri
sendiri dan tidak peduli kepada yang lainnya. Orang pelit juga dapat memberi
banyak – namun tanpa disertai dengan sukacita, sebaliknya dengan menggerutu dan
disertai perasaan terpaksa. Ketika kita memberi, yakinkan bahwa ada sukacita
meluap di dalamnya karena kasih Tuhan sudah terlalu besar bagi kita (ay. 1).
Kedua, murah hati adalah mengikuti
teladan Tuhan Yesus. Kemurahan bukan sekedar nilai positif yang dikenal oleh agama-agama
atau iman Kristen. Kemurahan adalah contoh hidup Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus
kemurahan itu memiskinkan diri dan memperkaya orang lain. Jika seseorang memiliki
100 Miliar dan memberikan 100 juta diantaranya untuk pembangunan gereja, itu
belum setara dengan yang diteladankan Tuhan Yesus. Ia mati supaya kita beroleh
hidup. Ia menjadi miskin supaya kita kaya. Jadi memberi mengandung pengorbanan
yang signifikan bagi si pemberi (ay. 8-9).
Ketiga, sebuah nazar untuk memberi harus
dipenuhi (ayat 10-12). Bagian ini bukan dimaksudkan untuk membuat kita takut
berjanji kepada Tuhan. Bagian ini sebaliknya mendorong kita untuk memiliki
tekad di dalam memberi, tetapi juga menyelesaikan tekad tersebut hingga tuntas.
Keempat, Paulus memandang pentingnya
jemaat untuk maju bersama (ay. 13-15). Beberapa orang memandang ayat-ayat ini
adalah dasar dari paham sosialis. Paulus bukan seorang sosialis, tetapi baginya
tubuh Kristus yang sehat (1 Kor 12-14) adalah tubuh Kristus yang bertumbuh bersama.
Jangan sampai tangan terlalu panjang, tetapi telinganya tuli. Dan jangan sampai
otak sedemikian cemerlang, tetapi hatinya tumpul. Disinilah dasar argumen yang
penting mengapa sebagai anggota tubuh Kristus, yaitu jemaatnya, kita perlu
bermurah hati.
Kelima, kerelaan memberi tidak dapat
diajarkan melalui kotbah atau bible study.
Kerelaan untuk memberi ditularkan melalui keteladanan. Itu sebabnya Paulus
meminta jemaat Korintus untuk meneladani jemaat Makedonia. Paulus tidak sedang
mengajar teologia memberi, ia hanya meminta jemaat Korintus untuk meneladani
apa yang dilakukan oleh jemaat Makedonia.
No comments:
Post a Comment