Sunday, 14 October 2012

THE LIFE OF A NAZIRITE: TRUE WORSHIPPER





Nazirite (Nazir Tuhan) adalah seseorang yang hidupnya didedikasikan untuk Tuhan. Biasanya disertai dengan sebuah nazar oleh orangtuanya atau oleh yang bersangkutan. Di dalam Perjanjian Lama, Samson (Hak 13-16) dan Samuel (1 Sam 1-3) adalah contoh dari Nazir Tuhan. Seorang Nazir Tuhan menjaga kehidupannya dengan beberapa karakteristik. Pertama, ia atau orangtuanya tidak menyentuh anggur (minuman yang memabukkan; Hak 13.4, 7, 14; 1 Sam 1.15). Kedua, ia atau orangtuanya tidak menyentuh sesuatu yang kotor/haram/najis, misalnya binatang yang telah mati (Hak 13.4, 7, 14; 1 Sam 1.15 di dalam hal ini Samson sesungguhnya juga gagal – dan Alkitab menceritakannya dengan terinci) . Ketiga, ia tidak mencukur rambutnya (Hak 13.5; 1 Sam 1.11; atau tindakan lain yang dinazarkan di hadapan Tuhan).


Bagi kebanyakan kita minum anggur bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di dalam Perjanjian Lama, anggur melambangkan dua kepentingan. Di satu sisi, anggur adalah minuman yang memabukkan. Tapi pada saat yang sama, anggur melambangkan darah anak domba yang dikorbankan oleh Abraham, dan ditorehkan di setiap pintu rumah orang Israel pada jaman Musa. Seorang Nazir menghindari minum anggur yang memabukkan, tetapi sebaliknya memiliki kehausan kepada ‘anggur’ yang menyucikan. Seorang nazir Tuhan haus bukan kepada hal-hal duniawi, tetapi kepada Tuhan sendiri atau sesuatu yang kekal dan rohani yang berasal dari Tuhan.

Di dalam Taurat Musa, menyentuh sesuatu yang najis adalah menajiskan. Orang sakit kusta dianggap najis, demikian juga wanita yang habis melahirkan. Masih banyak lagi peraturan tentang apa yang najis dan apa yang tidak najis. Apa yang kudus dan apa yang tidak kudus. Nazir Tuhan adalah seseorang yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan, dan karenanya dipisahkan untuk memiliki hidup yang kudus dan tidak berkompromi.

Terakhir, seorang Nazir Tuhan terikat pada nazarnya. Samson dan Samuel dinazarkan untuk tidak mencukur rambutnya. Tidak mencukur rambut satu atau dua bulan masih dapat diterima. Mungkin tidak potong rambut sampai enam bulan masih dapat ditoleransi. Namun jika tidak memotong rambut hingga lebih dari tiga puluh tahun, pasti tidak nyaman rasanya. Bagi si empunya rambut, tentu dirasakan sebagai suatu siksaan yang tidak masuk akal. Bagi orang lain yang memandangnya, tentu dirasakan sebagai suatu keanehan/ketidakwajaran. Diperlukan kerendahan hati untuk menjadi seorang Nazir Tuhan.

Sesungguhnya kehidupan seorang Nazir Tuhan menggambarkan kehidupan yang menyembah Tuhan. Di dalam sebuah penyembahan yang sejati dan di dalam diri seorang penyembah yang sejati diperlukan kehausan akan Tuhan, kekudusan hidup dan kerendahan hati yang mutlak di hadapan kehendak Tuhan yang sempurna (inspired by a short statement of Ps. Jerome Ocampo – Oct 5, 2012).

No comments:

Post a Comment