Wednesday 19 December 2012

THE SOUND OF CHRISTMAS (4): I HAVE COME NOT TO JUDGE THE WORLD BUT TO SAVE IT (JOHN 12.44-50)



Jarak dari Jakarta menuju Surabaya sekitar 1,000Km. Jarak antara Jakarta menuju Vancouver sekitar 13,000Km. Jarak antara bulan dan bumi sekitar 384,000Km. Seberapa jauhkan jarak dari Surga ke dunia? Sejauh manakah jarak antara Tuhan dan manusia? Jarak terjauh yang pernah terjadi di dalam sejarah umat manusia adalah jarak antara Kristus yang adalah Anak Allah menjadi bayi Yesus yang adalah Anak Manusia. Di dalam Yohanes 12.46-47, Tuhan Yesus mengatakan bahwa jarak yang sedemikian jauhnya dan sulitnya itu ditempuh karena tujuan yang jelas: menjadi terang di tengah kegelapan dan menyelamatkan dunia yang tersesat.

Kebanyakan agama memandang Tuhan seperti penegak hukum yang bertugas untuk menghakimi. Itu karenanya banyak pemeluk agama berbuat baik dan amal untuk ‘menyuap’ Tuhan. Maksudnya adalah: supaya terhindar dari amarah Tuhan, maka lebih baik kita berbuat amal. Iman Kristen tidaklah demikian. Tuhan Yesus diutus oleh Bapa di Surga untuk menyelamatkan dunia ini. Kasih-Nya yang besar menawarkan keselamatan bagi umat manusia. Bagi yang menolaknya, hukuman itu akan datang. Kasih dikirimkan lebih dahulu melalui Yesus Kristus. Hukuman disediakan bagi mereka yang tidak mau menerimanya. Inisiatif keselamatan adalah dari Tuhan sendiri. Jika Tuhan hanya ingin menghakimi dan menghukum manusia, Ia tidak perlu menjadi manusia dan lahir di palungan hina.

Di dalam paragraph ini (Yohanes 12. 44-50), Tuhan Yesus menjelaskan hubungan-Nya dengan Bapa di Surga. Tuhan Yesus mengatakan bahwa percaya kepada-Nya adalah percaya kepada Bapa di Surga (bagi orang Yahudi: Yahweh). Sebaliknya, menolak Tuhan Yesus adalah menolak Dia yang mengutus-Nya. Melihat Yesus adalah melihat Bapa. Mendengar firman yang diucapkan Tuhan Yesus adalah mendengar firman Allah semesta Alam. Singkatnya, Tuhan Yesus dan Bapa di Surga terikat di dalam kesatuan. Namun perhatikan ini: Tuhan Yesus diutus untuk menyelamatkan dunia. Bagi yang menolaknya, sudah ada hakimnya, yaitu firman dari Allah Bapa.

Natal adalah sebuah sukacita, dimana Tuhan berinisiatif untuk menyatakan kasih-Nya kepada umat manusia. Sikap yang tepat di hari Natal adalah menerima kasih dan pesan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan Yesus, serta mengucap syukur untuk segala kebaikan-Nya.

No comments:

Post a Comment