Friday, 3 August 2012

MISSIO DEI: GOD'S MISSION

Kebanyakan orang memahami kata ‘misi’ sebagai kegiatan pengutusan ke tempat-tempat terterntu untuk keperluan pemberitaan Injil. Sebagian orang lainnya memahami kata ‘misi’ di dalam konteks yang lebih luas sebagai kegiatan gereja untuk menjadi terang dan berkat bagi dunia ini. Kata ‘misi’ yang sering terdengar sekarang ini sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang pada awalnya selalu dilekatkan dengan Tuhan (Missio Dei).

Missio Dei sebenarnya menjelaskan bagaimana Bapa di Surga mengutus anak-Nya yang Tunggal Yesus Kristus ke dalam dunia ini (Yoh 17.20-24) – dan bagaimana Bapa dan Anak mengutus Roh Kudus (Yoh 14.15; 25-31; 15.26). Missio Dei dijelaskan di dalam Injil Yohanes 14-17. Di dalam ke-empat pasal tersebut, kita diajak untuk mengenali beberapa pokok-pokok penting:

Pertama, baik Yesus Kristus dan Roh Kudus diutus untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dan kebenaran-Nya. Kedua, pengutusan Yesus Kristus dan Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dari rencana keselamatan bagi dunia. Ketiga, pengutusan Yesus Kristus dan Roh Kudus adalah tanda penyertaan Tuhan terhadap umat-Nya dan dunia ciptaan-Nya. Keempat, ada indikasi bahwa dunia ciptaan-Nya sendiri sesungguhnya menolak Dia.

Karena-Nya, pekerjaan misi yang dilakukan oleh gereja-Nya haruslah pertama-pertama memuliakan Tuhan. Kegiatan gereja yang tidak memberitakan kemuliaan dan kebenaran Tuhan tidak dapat disebut sebagai kegiatan misi. Kedua, karena misi berhubungan dengan rencana keselamatan ilahi, maka pesan misi adalah pesan pertobatan. Kegiatan misi gereja – apapun itu – mengundang dunia untuk bertobat. Undangan untuk bertobat dilandasi oleh karena kasih Tuhan akan dunia ini (Yoh 3.16) - dan juga kenyataan bahwa dunia telah hilang harapan dan jatuh ke dalam dosa. Pelayanan misi bukanlah kegiatan yang netral dan tidak menuntut apa-apa, sebaliknya ia mengundang dunia untuk bertobat. Ketiga, pekerjaan misi seharusnya menyatakan perbuatan kasih, kebaikan dan berkat bagi dunia ini. Kehadiran Tuhan (baik itu melalui Tuhan Yesus maupun Roh Kudus) itu selalu nyata di dalam membawa kebaikan bagi umat-Nya. Kehadiran Tuhan menunjukkan komitmen dan kesetiaan Tuhan di dalam memelihara umat-Nya. Yang terakhir, sebagai umat Kristen kita tidak seharusnya kaget, jika menemui hambatan di dalam pelayanan misi. Injil Yohanes mengindikasikan bahwa dunia tidak mengenal Bapa – mereka juga menolak Yesus sebagai yang diutus-Nya. Penolakan dunia terhadap pelayanan misi gereja karenanya bukanlah sesuatu hal yang terlalu mengejutkan.

Sepanjang bulan ini, kita akan belajar mengenai misi Tuhan melalui gereja-Nya. Kita semua diundang untuk merenungkan kembali mengenai peran dan keberadaan kita di dunia ini: Sudahkah kita merefleksikan kemuliaan, kasih dan kehadiran bagi dunia yang terhilang ini?

No comments:

Post a Comment