Kebanyakan
orang memahami kata ‘misi’ sebagai kegiatan pengutusan ke tempat-tempat
terterntu untuk keperluan pemberitaan Injil. Sebagian orang lainnya memahami
kata ‘misi’ di dalam konteks yang lebih luas sebagai kegiatan gereja untuk
menjadi terang dan berkat bagi dunia ini. Kata ‘misi’ yang sering terdengar
sekarang ini sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang pada awalnya selalu
dilekatkan dengan Tuhan (Missio Dei).
Missio Dei
sebenarnya menjelaskan bagaimana Bapa di Surga mengutus anak-Nya yang Tunggal
Yesus Kristus ke dalam dunia ini (Yoh 17.20-24) – dan bagaimana Bapa dan Anak
mengutus Roh Kudus (Yoh 14.15; 25-31; 15.26). Missio Dei dijelaskan di dalam Injil Yohanes 14-17. Di dalam
ke-empat pasal tersebut, kita diajak untuk mengenali beberapa pokok-pokok
penting:
Pertama, baik Yesus Kristus dan Roh
Kudus diutus untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dan kebenaran-Nya. Kedua, pengutusan Yesus Kristus dan Roh
Kudus tidak dapat dipisahkan dari rencana keselamatan bagi dunia. Ketiga, pengutusan Yesus Kristus dan Roh
Kudus adalah tanda penyertaan Tuhan terhadap umat-Nya dan dunia ciptaan-Nya. Keempat, ada indikasi bahwa dunia
ciptaan-Nya sendiri sesungguhnya menolak Dia.
Karena-Nya,
pekerjaan misi yang dilakukan oleh gereja-Nya haruslah pertama-pertama memuliakan Tuhan. Kegiatan gereja yang tidak
memberitakan kemuliaan dan kebenaran Tuhan tidak dapat disebut sebagai kegiatan
misi. Kedua, karena misi berhubungan
dengan rencana keselamatan ilahi, maka pesan misi adalah pesan pertobatan.
Kegiatan misi gereja – apapun itu – mengundang dunia untuk bertobat. Undangan
untuk bertobat dilandasi oleh karena kasih Tuhan akan dunia ini (Yoh 3.16) - dan
juga kenyataan bahwa dunia telah hilang harapan dan jatuh ke dalam dosa. Pelayanan
misi bukanlah kegiatan yang netral dan tidak menuntut apa-apa, sebaliknya ia
mengundang dunia untuk bertobat. Ketiga,
pekerjaan misi seharusnya menyatakan perbuatan kasih, kebaikan dan berkat bagi
dunia ini. Kehadiran Tuhan (baik itu melalui Tuhan Yesus maupun Roh Kudus) itu
selalu nyata di dalam membawa kebaikan bagi umat-Nya. Kehadiran Tuhan
menunjukkan komitmen dan kesetiaan Tuhan di dalam memelihara umat-Nya. Yang terakhir, sebagai umat Kristen kita
tidak seharusnya kaget, jika menemui hambatan di dalam pelayanan misi. Injil
Yohanes mengindikasikan bahwa dunia tidak mengenal Bapa – mereka juga menolak
Yesus sebagai yang diutus-Nya. Penolakan dunia terhadap pelayanan misi gereja
karenanya bukanlah sesuatu hal yang terlalu mengejutkan.
Sepanjang
bulan ini, kita akan belajar mengenai misi Tuhan melalui gereja-Nya. Kita semua
diundang untuk merenungkan kembali mengenai peran dan keberadaan kita di dunia
ini: Sudahkah kita merefleksikan kemuliaan, kasih dan kehadiran bagi dunia yang
terhilang ini?
No comments:
Post a Comment