Saturday, 11 August 2012

BENDERA SETENGAH TIANG (JULI 2012)


Bulan Juli ini kami ditinggalkan oleh banyak sahabat-sahabat yang berkesan. Siang hari, tanggal 3 Juli 2012, Pa Nyono (Hadi Umaryono), mantan supir di Yayasan Compassion Indonesia meninggal dunia tanpa ada tanda-tanda yang mendahuluinya. Pa Nyono barangkali adalah sosok yang melayani paling banyak orang di kantor. Direktur ganti lima kali, supirnya tetap Pa Nyono. Entah berapa banyak manajer dan berapa puluh staff yang pernah menikmati naik mobil kantor yang dikemudikan oleh Pa Nyono. Mobil kantor juga berganti, namun supirnya bertahan sampai usia pensiun. Anak saya, Keiko, memanggilnya 'Mbah Hono.' Waktu Esther hamil dan tidak bisa makan nasi, Mbah Hono ke rumah bawa singkong. Ketika saya melamar Esther, Mbah Hono yang membawa keluarga saya menemui orangtua Esther. Salah satu jaket yang paling disukai oleh istri saya, dibelinya dari Mbah Hono - warnanya merah dan menghangatkan.

Tanggal 13 Juli 2012, sahabat 'ter'dekat istri saya Esther dan kawan keluarga kami yang sangat baik meninggalkan dunia karena stroke. Tan Phei Ling (Fifi), usianya baru 39, usia pernikahannya baru lima tahun, usia anaknya belum genap setengah tahun adalah teman sebangku ketika Esther belajar di bangku SMA di Bandung. Sebelum menikah ia beberapa kali mengunjungi kami dari rumahnya di Bandung Selatan menuju tempat tinggal kami di lereng Tangkuban Perahu. Bekalnya: sepeda motor Yamaha Mio. Keiko dan Esther beberapa kali menikmati dibonceng sepeda motor olehnya. Kerinduannya untuk menikah dikabulkan. Kerinduannya untuk memiliki keturunan juga dikabulkan setelah sekian tahun berjuang. Kami tahu betul perjuangan hidupnya yang berat. Namun dia harus meninggalkan semua kesayangannya dengan begitu cepat. Hati saya berteriak hari itu: It is not fair God!!!

Malam hari tanggal 18 Juli 2012, mantan teman sekerja saya, sesama manajer di Yayasan Compassion Indonesia berpulang setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker. Ibu Mary Salim biasa dipanggil oleh staff dan koleganya: 'Si Mbok.' Ibu Mary sangat friendly, senang menjalin hubungan dengan orang, spontan di dalam memberikan respon, senang becanda, tetapi juga penuh perhatian (kombinasi yang jarang). Secara berkala Ibu Mary masih berkomunikasi dengan saya melalui Blackberry. Mei lalu, seharusnya saya bertemu dengannya di Bandung. Saya sangat menyesal tidak menyempatkan waktu untuk menemuinya. Saya hanya bertemu dengan supirnya yang mengantarkan titipan untuk saya. Sebelum saya dan keluarga meninggalkan Indonesia, kami juga gagal menemuinya, karena kondisinya pada waktu itu sangat parah. Ibu Mary juga yang pertama mengabarkan kepada saya mengenai kepergian Pa Nyono. Saya amat kehilangan kehadirannya. Kombinasi kepribadian yang dimilikinya saya akui sangat langka.

Sekitar jam 7 petang tanggal 28 Juli 2012, saya mendengar kepergian salah satu anggota jemaat di gereja yang saya gembalakan. Elisabeth Maria Verbrugge. Ia adalah jemaat yang setia. Ia juga adalah jemaat yang berdoa. Tante Mary, begitu kami memanggilnya, meninggal karena serangan jantung yang ke-dua. Tante Mary adalah orang pertama di seluruh Canda yang memberikan persembahan kasih kepada saya (kami). Ia memberikannya ketika ia belum/tidak mengenal saya dengan baik. Sayapun tidak mengenalnya pada waktu itu. Tante Mary dikenal sebagai pribadi yang penuh dengan kemurahan. Sebelum berlibur ke Amerika Serikat mengunjungi kakaknya selama dua bulan lebih, ia menitipkan perpuluhannya untuk diberikan kepada gereja. Saya tercengang menerimanya. Pengenalan saya akan Tante Mary hanyalah setahun lebih - di dalamnya adalah percakapan intensif sekitar 60 jam di dalam perjalanan dari dan menuju gereja. Keiko memanggilnya Oma Mary. Elliott memanggilnya 'Amak.' Selamat jalan Tante Mary. Kami tahu kebahagiaan yang sempurna telah Tante dapati sekarang.

Selain ke-empat sahabat kami yang telah pulang kepada Sang Pencipta, pada tanggal 16 Juli 2012, Stephen Covey juga meninggal dunia. Saya tidak mengenal dia secara pribadi. Namun demikian bukunya, The Seven Habits of Higly Effective People adalah salah satu karya literatur yang paling mengubah hidup dan pelayanan saya. Cara berpikirnya berbeda dari kebanyakan orang. Meskipun Covey bukan merupakan bagian kelompok Injili pada umumnya, nilai-nilai yang diajarkannya memancarkan Injil Kristus. Ia meninggal setelah mengalami komplikasi akibat terjatuh dari sepeda beberapa bulan sebelumnya.

Kami sangat kehilangan sahabat-sahabat kami.

No comments:

Post a Comment