Sunday, 15 July 2012

HIDUP YANG DIPERSEMBAHKAN KEPADA TUHAN (LUKAS 19.11-27) - AN ALTERNATIVE POSSIBLE INTERPRETATION

Manusia tidak ada dengan sendirinya. Manusia adalah ciptaan Tuhan. Berbeda dengan agama dan kepercayaan yang lain, Tuhan tidak berhenti hanya dengan menciptakan manusia, namun Ia juga melindungi, memelihara dan bahkan menebus manusia ketika ia jatuh ke dalam dosa yang membinasakannya. Di dalam iman Kristen, tidak ada satupun jasa manusia yang dapat diperlihatkan di hadapan Tuhan (ay. 26).

Di dalam Lukas 19.9-19 diceritakan mengenai seorang bangsawan yang menitipkan kepada hamba-hambanya uang mina untuk berdagang (ay. 13). Bangsawan ini sedemikian terkemukanya, sehingga ia akan dinobatkan sebagai raja di negeri yang jauh (ay. 12). Namun demikian ada orang-orang lain yang membencinya dan tidak setuju jika ia diangkat menjadi raja (ay.14, 27). Jika bangsawan ini adalah gambaran tentang Tuhan, maka orang-orang yang membencinya adalah bangsa-bangsa lain (atau setiap orang) yang menolak dan tidak percaya kepada-Nya. Hamba-hamba dari tuan ini bisa jadi adalah bangsa Yahudi, mengingat Tuhan Yesus di dalam pelayanannya lebih banyak bersinggungan dengan bangsa Yahudi. Setidaknya keistimewaan bangsa Yahudi masih menjadi tema utama di dalam kitab-kitab Injil.

Hamba-hamba yang berhasil di dalam usaha dagangnya (ay. 16-19), yang mendapatkan penghargaan dari sang bangsawan adalah orang-orang yang mengenal dan percaya kepada Tuhan. Kemungkinan besar mereka adalah bagian dari bangsa Yahudi. Hamba yang ketiga (ay. 20-24) menggambarkan bagian dari bangsa Yahudi yang menolak Tuhan. Mereka sebenarnya mengenali Tuhan Yesus sebagai Mesias, namun tidak bersedia untuk mentaati-Nya.

Uang mina yang diberikan bangsawan itu adalah segala talenta, karunia, modal dan kelimpahan yang Tuhan berikan kepada kita. Dari mulut hamba yang ke-3 (dan diulang oleh sang bangsawan – ay. 21-22), Tuhan ingin kita melipatgandakan semua modal dan kapital yang Ia berikan kepada kita. Sesungguhnya Tuhan telah ‘menaruh’ dan ‘menabur’ – Ada saatnya dimana Ia akan ‘mengambil’ dan ‘menuai.’ Pertanyaan bagi kita semua: Sadarkah kita bahwa Tuhan adalah raja yang baik di dalam hidup kita? Jika kita menolak-Nya, mungkin ini waktunya untuk bertobat. Jika kita telah percaya kepada Tuhan, sudahkah kita menghasilkan buah sesuai dengan yang diharapkan-Nya? Seluruh hidup kita adalah bagian dari rencana Tuhan yang agung dan penuh kasih. Seluruhnya harus dikembalikan dan didedikasikan kepada Tuhan kembali.

No comments:

Post a Comment