Manusia tidak
ada dengan sendirinya. Manusia adalah ciptaan Tuhan. Berbeda dengan agama dan
kepercayaan yang lain, Tuhan tidak berhenti hanya dengan menciptakan manusia,
namun Ia juga melindungi, memelihara dan bahkan menebus manusia ketika ia jatuh
ke dalam dosa yang membinasakannya. Di dalam iman Kristen, tidak ada satupun
jasa manusia yang dapat diperlihatkan di hadapan Tuhan (ay. 26).
Di dalam Lukas
19.9-19 diceritakan mengenai seorang bangsawan yang menitipkan kepada
hamba-hambanya uang mina untuk berdagang (ay. 13). Bangsawan ini sedemikian
terkemukanya, sehingga ia akan dinobatkan sebagai raja di negeri yang jauh (ay.
12). Namun demikian ada orang-orang lain yang membencinya dan tidak setuju jika
ia diangkat menjadi raja (ay.14, 27). Jika bangsawan ini adalah gambaran
tentang Tuhan, maka orang-orang yang membencinya adalah bangsa-bangsa lain (atau
setiap orang) yang menolak dan tidak percaya kepada-Nya. Hamba-hamba dari tuan
ini bisa jadi adalah bangsa Yahudi, mengingat Tuhan Yesus di dalam pelayanannya
lebih banyak bersinggungan dengan bangsa Yahudi. Setidaknya keistimewaan bangsa
Yahudi masih menjadi tema utama di dalam kitab-kitab Injil.
Hamba-hamba
yang berhasil di dalam usaha dagangnya (ay. 16-19), yang mendapatkan
penghargaan dari sang bangsawan adalah orang-orang yang mengenal dan percaya
kepada Tuhan. Kemungkinan besar mereka adalah bagian dari bangsa Yahudi. Hamba
yang ketiga (ay. 20-24) menggambarkan bagian dari bangsa Yahudi yang menolak
Tuhan. Mereka sebenarnya mengenali Tuhan Yesus sebagai Mesias, namun tidak
bersedia untuk mentaati-Nya.
Uang mina yang
diberikan bangsawan itu adalah segala talenta, karunia, modal dan kelimpahan
yang Tuhan berikan kepada kita. Dari mulut hamba yang ke-3 (dan diulang oleh
sang bangsawan – ay. 21-22), Tuhan ingin kita melipatgandakan semua modal dan
kapital yang Ia berikan kepada kita. Sesungguhnya Tuhan telah ‘menaruh’ dan
‘menabur’ – Ada saatnya dimana Ia akan ‘mengambil’ dan ‘menuai.’ Pertanyaan bagi
kita semua: Sadarkah kita bahwa Tuhan adalah raja yang baik di dalam hidup
kita? Jika kita menolak-Nya, mungkin ini waktunya untuk bertobat. Jika kita
telah percaya kepada Tuhan, sudahkah kita menghasilkan buah sesuai dengan yang
diharapkan-Nya? Seluruh hidup kita adalah bagian dari rencana Tuhan yang agung
dan penuh kasih. Seluruhnya harus dikembalikan dan didedikasikan kepada Tuhan
kembali.
No comments:
Post a Comment