Wednesday 8 February 2012

APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU? (YOHANES 21.15-21; ROMA 5.1-12)

Salah satu tokoh moderen yang hatinya dipenuhi oleh kasih kepada Tuhan dan sesamanya adalah Mother Teresa (1910-1997). Hampir di dalam setiap kesempatan berbicara, Mother Teresa tidak lupa menyebutkan kata ‘kasih.’ Banyak juga orang yang senang berbicara mengenai kasih, namun Mother Teresa berbeda karena ia tidak hanya berbicara tentang kasih, ia melakukan kasih kepada orang-orang yang bahkan sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Apa yang dilakukan oleh Mother Teresa sebenarnya adalah cerminan dari apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bagi manusia ciptaan-Nya. Tuhan mengasihi kita sedemikian rupa, sehingga Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita. Kita tidak layak untuk menerimanya, tetapi Tuhan telah menganugerahkan kasih-Nya bagi kita, dan semua itu karena kasih-Nya (Roma 5.1-11).

Suatu kali seorang remaja Amerika yang bernama Jessica bertanya kepada Mother Teresa, ‘Apa yang dapat dibuat oleh kaum remaja di Amerika untuk dapat membantu pelayanan Mother Teresa?’ Mother Teresa menjawab: ‘Pulanglah ke rumahmu, ajaklah keluargamu untuk berdoa bersama. Karena dari doa, tumbuhlah iman, dan dari iman tumbuhlah kasih. Kasih itulah modal dan energi yang memampukanmu untuk melayani.’ Di dalam realita kehidupan kristiani, kebenaran semacam ini langka. Berapa banyak orang Kristen yang melayani dengan sibuk dan giat, namun tidak didasarkan pada kasih? Ketika Tuhan bercakap-cakap dengan Petrus di dalam Injil Yohanes 21.15-21, pertanyaan yang diajukan berulang-ulang adalah, ‘Apakah engkau mengasihi  Aku?’ Tuhan tidak bertanya, apa yang sudah kamu kerjakan untuk gereja. Tuhan juga tidak bertanya berapa besar perpuluhan yang kamu setorkan ke kantong persembahan. Tuhan tidak terlalu peduli dengan segala pengorbanan, jasa-jasa dan kelelahan kita. Tuhan hanya ingin tahu satu hal saja, ‘Apakah kamu mengasihi Aku?’

Di tengah maraknya peringatan akan hari Kasih Sayang (Valentine), mari kita belajar mengenai dua hal yang amat penting: (1) Kasih yang sejati adalah tindakan mengasihi bahkan bagi mereka yang tidak layak untuk menerima kasih kita, juga mereka yang telah menyakiti dan melukai kita sekalipun. (2) Bagi Tuhan, besarnya pelayanan kita tiada berarti jika tidak didasari oleh kasih kepada-Nya. 

No comments:

Post a Comment