Tanggal 5 Agustus yang lalu
kira-kira jam 11 pagi saya terjatuh di kamar mandi. Sebetulnya jatuh di kamar
mandi bukanlah suatu cerita yang menarik untuk dibaca. Tapi bagi saya peristiwa
ini menarik. Saya tidak tahu persis apa yang Tuhan ingin utarakan melalui peristiwa ini, tetapi saya
merasa ada yang ingin disampaikan-Nya. Mengapa?
Peristiwa ini aneh bagi saya,
karena waktu yang dibutuhkan sejak saat saya mulai merasa saya akan jatuh
sampai dengan saya “touch down” on the ground kog sepertinya lama sekali –
layaknya slow-motion dalam sebuah film. Dan inilah yang muncul di pikiran saya selama
melayang-layang sebelum mendarat: Pertama ketika saya sadar saya akan jatuh,
saya langsung berpikir: “Apakah saya terserang stroke?” Saat itu langsung
muncul di otak saya wajah Kak Jer (alm.). Akankah saya meninggal sama seperti
beliau? Apakah ini hari terakhir saya hidup? Saya sadar saya ada di dalam
bath-tub, dan jika terjatuh ke lantai, kepala saya dan isinya bisa tergoncang. Saya
mencoba untuk menggapai apa yang saya bisa gapai, tetapi semuanya licin. Tangan
saya penuh sabun dan dinding kamar mandi terbuat dari bahan dengan permukaan
yang licin. Pada waktu itu saya juga teringat Esther sedang bekerja, dan
anak-anak kami sedang nonton TV di living room. Saya sempat bertanya-tanya
dalam hati: apakah Keiko sudah pernah dilatih di sekolahnya untuk telefon 911?
Dan apakah dia bisa menemukan dan menggunakan telefon genggam saya? Dan bagaimana mereka tahu saya jatuh jika saya pingsan atau worse than that? Karena anak-anak kalau
sudah nonton TV lupa segalanya. Saya heran mengapa begitu banyak pikiran yang
sempat mampir ke otak saya.
Akhirnya saya mendarat juga.
Tirai bath-tub beserta tiang penyangganya lepas dari dinding menimpa saya.
Ajaibnya, saya terjatuh duduk di tepi bath-tub. Seharusnya tubuh saya terjatuh
ke lantai – namun ternyata posisi saya ada disamping toilet yang menahan saya
dari hal yang lebih buruk. Seperti efek jatuh pada umumnya, tubuh saya gemetar.
Meski tidak ada luka yang mengeluarkan darah, tangan saya lumayan sakit menahan
berat badan saya beradu dengan dinding bath-tub. Setelah sadar bahwa saya masih
sadar dan hidup, saya cepat-cepat lanjutkan mandinya dengan menyandarkan tubuh
saya pada dinding. Keluar dari kamar mandi, langsung sibuk menjadi bapak rumah tangga: taking care of the kids.
Malamnya ketika bekerja, sambil
mengemudikan mobil, saya bertanya kepada diri sendiri dan kepada Tuhan: “Apa
tujuan hidup saya?” Mungkin Anda tahu jawabnya???
No comments:
Post a Comment